Yang Katanya Menyebalkan


Terlahir sebagai seorang anak pertama berarti memegang tanggung jawab untuk mengayomi dan menjadi tauladan bagi adik-adiknya.  Selain itu, menjadi anak pertama artinya harus siap menghadapi kenyataan bahwa adik-adik tidak akan selamanya menjadi seorang anak kecil yang menggemaskan, suatu saat mereka bisa berubah menjadi mahluk menyebalkan dan menggemaskan dalam waktu bersamaan, apalagi bila mereka sudah mulai memasuki masa puber.  Setidaknya itulah yang aku rasakan.

Sebelumnya, aku ingin memperkenalkan dulu; Aku adalah anak pertama dari dua bersaudara. Kami semua perempuan. Adikku yang pertama bernama Misrahayu dan yang bungsu bernama Triwahyuni. Usia antara aku dan Ayu terpaut 3 tahun sedangkan yang bungsu, 8 tahun. Kebetulan beberapa hari lalu, saat ingin menulis di blog, tetiba saja, adik bungsuku datang dan mengeluh tentang postingan di blog ini.  

“Kakak lagi buka blog ya?”

“Iya. Kenapa?”

“Blognya jelek!”

“Ihhh. Kok gitu?”

“Soalnya, kakak gak pernah nulis tentang Uni di blog.”

“……” (Pura-pura nggak denger)

Memang benar, aku jarang menulis tentang mereka di blog ini. Pernah sekali aku menulis tentang Ayu di hari ulang tahunnya, dan bagaimana tanggapannya?  “Ciee, tumben banget manis sama adik.” yang paling kampretnya lagi adalah kalimat “Baru kali ini Ayu merasa bersyukur punya kakak perempuan. Haha” Oke, fine! Aku akui aku agak gengsi mengucapkan “Kakak sayang kalian.” secara langsung kepada mereka. Jadi, kalau adikku menanggapi tulisan kemarin dengan kalimat seperti itu, wajar banget sih.  Heuheue

( Baca Juga : Bukan Kejutan Manis )

Sebagai saudara yang sejak kecil selalu bersama, tentu ada banyak kejadian dan kebiasaan  mereka yang membuatku kesal, saking kesalnya aku bahkan pernah berencana untuk pindah rumah, tapi mengingat adik-adikku itu tidak bisa hidup berjauhan dengan kakak sulung mereka yang ngangenin ini, rencana tersebut terpaksa harus kubatalkan. Kejadian dan kebiasaan yang kumaksud diatas yaitu seperti berikut ini ;

 Sengaja Memancing Emosi.

Adikku Ayu mungkin terlahir sebagai seorang mahluk penguji kesabaran yang menyebalkan. Bagaimana tidak? Anak ini sering sengaja memancing emosiku, ia sangat suka membuatku marah demi memuaskan hasrat tertawanya. Bisa dibilang, adik-adikku tidak pernah merasa takut saat melihatku marah, mereka justru terlihat bahagia saat aku sedang marah. Mereka tahu betul, aku paling tidak bisa marah dalam waktu lama apalagi karena masalah selepe,  durasinya tidak sampai satu jam. Bukannya tidak bisa bersikap tegas, tapi marah-marah ke adik itu rasanya susah banget. tiap kali aku marah, mereka pasti akan menggodaku seperti ini :

“Kakak kalau marah tambah manis deh, apalagi kalau senyum.”

“Jangan marah-marah, nanti engga imut lagi kayak kita.”

“Senyum dong senyum” sambil menaikkan kedua alis berulang kali, atau kadang memasang ekspresi puppy-face.

Entah kenapa aku sangat cepat tersugesti dengan kalimat tersebut, jadi tak berselang lama, raut wajah kesalku pasti akan lenyap digantikan dengan senyum yang sebenarnya sedang berusaha ditahan sedari tadi. 


Tahu kan rasanya ingin marah atau serius tapi jadinya malah senyum? Itu yang aku rasakan, hampir setiap hari.

Suka Berantakin Kamar.

Sebagai seorang anak rumahan, kamar adalah tempat paling nyaman, oleh karena itulah kerapian dan kebersihannya harus selalu dijaga.  Setiap pagi sebelum aku pergi ke kampus, sudah pasti kamarku akan selalu dirapikan dan dibersihkan dengan harapan bisa bersantai dan beristirahat dengan tenang saat pulang nanti.

Sayangnya, semua tidak berjalan sesuai harapan, sebab setiap kali aku pulang, aku selalu mendapati kamarku dalam keadaan berantakan.

“AYUUU YUNIII, INI PASTI KERJAAN KALIAN. AAAAAK.”

Berteriak seperti orang kesurupan mungkin sudah menjadi kebiasaanku tiap pulang kampus, bagaimana tidak?  Tiap pulang, bukannya merasa senang tapi malah kesal karna melihat keadaan kamar yang amburadul; bantal, buku-buku, kerudung, sepatu, dll tidak pada tempatnya padahal aku sudah membereskan semuanya serapi mungkin di pagi hari. Dan yang paling mengesalkan lagi adalah reaksi mereka saat melihatku marah.

“Jangan marah ke Yuni. Itu kan Kakak Ayu yang berantakin.”

“Eh enak aja, tadi Yuni tuh yang masuk ke kamarnya kakak.”

“Fitnah! Uni masuk tapi cuma mau ambil buku di kamar.”

“Ayu juga, tadi masuk ke kamar cuma mau pinjem kerudung. ”

“Ih kakak Ayu, pambafoya ciss (pembohong ih). Pinjam kerudung sekalian bongkar-bongkar kamar.”

“Ih tapi kan…..”  

“HEH STOP!”  (Langsung masuk kamar, beresin kamar lagi, kemudian tidur)

Ending-endingnya pasti selalu begitu, saling menyalahkan. Bikin tambah pusing.  Kalau dibiarkan, bisa-bisa debat antara mereka berdua akan lebih panjang daripada sidang Jesika. Jadi yang bisa kulakukan adalah menghiklaskan semuanya terjadi. Ya, Ikhlas!

Punya Prinsip “Pakaian Kakak, Pakaian Adik Juga!”

Semenjak adik bungsuku menduduki bangku SMP, aku baru menyadari kalau ternyata postur tubuhnya sudah hampir menyamaiku, tinggi badannya pun kini hanya terpaut beberapa senti, oleh karena itu, banyak pakaianku yang  pas dengan ukuran badannya. Tak jarang, Yuni datang padaku saat kebingungan harus memakai baju apa untuk pergi ke rumah teman atau untuk balik ke sekolah di sore hari.

“Kakak, Uni pake baju kakak yang ini ya? Ini kan jarang dipake.”

“Hmm, perasaan baju kamu banyak deh di lemari”

“Ih, Uni kurang suka. Uni pinjem punya kakak aja ya?

“Hmmm..”

“Kak, itu sepatunya belum dipake kan? Uni pinjem ya.”

“…….” (pura-pura ketiduran)

Untung saja adikku yang satu lagi, Ayu, adalah anak perempuan tomboi, walau sekarang ketomboiannya sudah berkurang, Ayu masih tidak terlalu suka menggunakan pakaian yang terkesan ‘perempuan-banget’.  Selera baju kami berbeda. Selamat!

Pernah juga, saat aku pulang dari kampus, aku mendapati Ayu dan Yuni sedang berdandan di kamar dengan baju dan kerudung yang bagus dan rapi. ITU BAJU BARU YANG BELUM PERNAH AKU PAKE. BTW. :’)

“Kalian mau kemana?”

“Gak kemana-mana?”

“Gak kemana-mana kok rapi banget?”

“Yailah, kayak gak tau aja. KITA MAU SELFIE.” Kata Ayu dengan meninggikan intonasinya suaranya diakhir kalimat.

Yap! mereka berdua berdandan hanya untuk berselfie ria semata, dalam rumah, bukan untuk hang-out atau datang ke suatu tempat. Masya’Allah. Aku juga pernah gitu sih, sepertinya ini kesalahanku. Tapi tunggu, kenapa pakaianku yang selalu jadi korban yawlah? Hiks.

Mahluk Terkepo Sepanjang Masa.

Sebenarnya, aku sering curhat tentang banyak hal kepada adik-adikku, begitupun sebaliknya. Tapi kalau soal asmara, aku lebih suka merahasiakannya dulu, kadang aku menganggap ‘Ah ini anak-anak masih kecil, jadi belum berhak tahu soal asmara.Pfftt’ sebab itulah kedua adikku pun menjadi penasaran mengenai perihal yang satu itu.

Pernah sekali aku meletakkan hape di atas kasur, dan tetiba ada notif yang masuk. Yuni yang kebetulan berada di kamar bersamaku dengan sigap mengambil hape tersebut. Berbekal kekepoannya yang teramat tinggi, Yuni membuka notif  yang baru saja masuk. Dan, Tadaaaa :

            “Eh Kak, ini ada yang ngechat. Ciee cieee.”

Tidak usah dijelaskan chat seperti apa yang dibaca oleh adikku. Karena penasaran, aku langsung mengambil hape tersebut dari tangan Yuni, secepat kilat. Duh.  

“Kakak Ayuuuu, Uni ada info terbaruuu” Ntaps!

Usai kejadian itu, setiap kali hapeku bunyi, pasti ada salah satu diantara mereka atau bahkan keduanya yang ber-ehem-ehem dan ber-cie-cie sambil memandang curiga ke arahku, padahal itu bunyi notif sms dari operator. Duh, santai aja napa seh? kesel jadinya!:(

*****
Nah, itu dia kejadian dan kebiasaan menyebalkan yang sering dilakukan oleh adikku, sebenarnya masih ada lagi sih, tapi cukup sampai disitu aja ya! Ini foto kami bertiga, kelihatan siapa yang paling jaim kalem dan rame kan? Heuheu



Terlepas dari kebiasaan dan kejadian-kejadian diatas; menjadi seorang kakak yang memiliki dua adik perempuan merupakan salah satu hal yang patut disyukuri dalam hidup. Walau kadang adik-adikku suka ngajakin berantem, bagaimanapun mereka adalah orang yang paling peduli dan yang paling tahu tentang aku,  mereka adalah saudara sekaligus sahabat terdekat. Meski kadang menyebalkan tapi mereka adalah adik-adik penurut sekaligus pendengar yang baik. Intinya sih, I lav them to de mun and bak.~ 

Sumber gambar :

33 komentar:

  1. Anak pertama dari dua bersaudara... tapi adiknya dua :(

    Cerita kalian seru ya, seru soalnya aku gak di posisi kamu. Kalo di posisi kamu kayaknya bakalan kesel sih hahahahak. Tapi aku pengin, lho, punya saudara kandung yang umurnya gak terpaut jauh kayak gitu. Enak kayaknya. Soalnya aku cuma punya kakak satu, cowok, beda usianya 12 tahun, dan... baru aja meninggal :')

    Kampret banget ya adik kamu baju baru belum dipake udah diperawanin duluan cuma buat selfie bhahahak aku ngakak! Oiya, itu pas foto bertiga kerudungan item-item kok kamu gak kompak, sih, bibirnya? Muahahaha

    BalasHapus
    Balasan
    1. Seharusnya tiga bersaudara. Mungkin typo. :))

      Hapus
    2. Huahahaha iya. Aku baru sadar, makasih ya udah dikoreksi, Mbak Tiwi & Yogga xD

      Iya kesel hehe. Umur terpaut gak jauh gini, seringkali bikin kita berantem juga sih, tapi ya wajar, soalnya abis itu akur lagi. Hehe. Aku malah pengen punya kakak cowok, punya saudara cowok. Innalillahi wainalillahi rojiun, aku turut berduka, Mbak.:(

      Hahahah, mereka berdua engga bilang bibirnya mau dimonyongin gitu. Ehehe :3

      Hapus
  2. Ayu ekspresinya lucu thu di foto yang pertama. Seru keknya punya kakak perempuan :D bisa pinjem baju sama sepatu.

    BalasHapus
    Balasan
    1. Hahah, iya lucu yak. Tapi dia marah karna aku posting foto ini di blog xD

      Alhamdullillah, kadang seru, kadang engga xD

      Hapus
  3. BANGKEEEEEE. AKU BARU BACA INI SEKARANG. KALIMAT "KITA MAU SELFIE!" ITU BIKIN NGAKAK NJIR. Bahahaha. Lucu banget dandan buat selfie doang. Kayak aku sama Nanda. Huahahahahaha.

    Aku punya adik satu aja udah pusing, ini kamu punya dua adik. Mhuahaha. Btw iya tuh. Bajunya sodara, bajunya kita juga. Aku sama Kak Fitri sering pinjem-pinjeman baju dan jilbab. Kalau sama Nanda, aku sering pinjem bajunya. Dia sering pinjem jilbabku. Soalnya kalau pake bajuku, dia pakenya kepanjangan. Huahahahaha.

    Btw kalian bertiga kayak seumuran lho di foto. Sama-sama imut. Jadi... intinya... Novi juga heboh kayak mereka dong? Huahahaha.

    *kabur naik buraq*

    BalasHapus
    Balasan
    1. Hahaha, aku kira cuma aku sama adik-adik aku aja yang sengaja dandan di rumah cuma buat selfie, ternyata Icha sama Nanda juga gitu. *TOSS

      Enaknya punya dua adik itu, yang satu disuruh engga mau, yang satunya mau. Jadi selalu ada pilihan untuk memilih orang yang bisa di suruh xD

      Icha enak dong. Bisa pinjem punya Nanda, tapi Nanda belum tentu bisa minjem punya Icha. Kalo aku, baju aku bisa dipinjem adik, tapi gabisa dipinjem sama aku, karena kebanyak baju sama celananya pendek -__-

      Alhamdulillah, aku keliatan seumuran sama anak esempe. Yuhuuu. Aku gak terlalu heboh kok huhuhhahaha

      Hapus
  4. I knew it... I knew it... Same with you....

    Btw, KITA MAU SELFIE


    HAHAHAHA

    BalasHapus
  5. MAU SELFIE AJA DANDAN DAN PAKAIAN RAPI? SERIUSAN? YA, ALLAH. Gue baru tahu perempuan begitu, ya. Terus entar kalau kelihatan gendut ulang. XD

    Seorang adik itu emang pasti nyebelin, sih. Kalau gak nyebelin malah aneh.

    Wahaha. Senasib. Gue juga sering banget tuh, Nov. Baju gue dipinjemin mulu. Padahal kegedean, tapi dia tetep aja maksa memakai kaos gue itu. Kesel anjir. Punya baju sendiri, tapi pakai kaos abangnya yang keren. :')

    BalasHapus
    Balasan
    1. Iya, Yog. Udah gitu selfie-nya cuma dalem rumah aja :')
      Betul. Icha, Arum, dll juga suka gitu, dandan dalem rumah cuma buat selfie huahahaha

      Hooh, nyebelin itu yang bikin rame sih ekekek

      Hahahah, adik aku juga punya baju tapi anehnya malah make punya kakak :')

      Hapus
  6. Kadang suka berantem, kadang ngeselin, tapi meskipun seperti itu adek itu kalau kita lagi jauh pasti bikin kangen.. Hehe

    Btw, itu mau selfie aja dandan, apalagi mau jalan-jalan ya.. wkwk

    BalasHapus
    Balasan
    1. SETUJU! Kalo deket ngeselin, kalo jauh ngangenin, kangen pengen berantem hahaha

      Oh jangan ditanya, dandannya lebih Masya'Allah :'))

      Hapus
  7. yaampun itu juga yang dea alamin kak:'D senasib kita. jadi anak pertama harus perbesar hati ya kan kak?:'D
    eh apa kabar?udah lama ya gak chat chatan. dea juga udah lama banget gak singgah ke sini:'D

    BalasHapus
    Balasan
    1. IH DEAAA. AKU BARU BACA KOMENAN KAMU. HUHU

      Baik nih. Heheh,kamu ngeblog lagi dong, De:(

      Hapus
  8. kayak aku sama dua kakakku!
    tapi kebalik... aku yang jadi penulis blognya, bukan kakakku yang pertama.
    dan, mereka cuma nikmatin tulisanku aja, gapernah minta dimasukinke blog juga sih :')

    dan ini bener banget! baju kakak adalah baju adik juga! aku sering banget pake baju kakak-kakakku...

    BalasHapus
    Balasan
    1. Huaaaah enaknya punya kakak. Adik-adikku tau aku punya blog, tapi jarang main ke blog, sekalinya main malah minta ditulis. Narsis yak hahaha

      Yeay, banyak yang ngalamin rupanya xD

      Hapus
  9. Hahahah sama persis. Adekku dua2nya cewek dan udah nyebelin banget. Soal baju juga gt, gilirannnnn. Kadang kalo mreka kluar, dibkin mkir 'kok kyak pernah tau itu baju, tp bukan bajunya adek deh' nggak sadar kalo itu bajukuuu hahahah

    BalasHapus
    Balasan
    1. Hahahaha. Iya, kadang kitanya sering mikir "Loh, itu kayak baju aku ya?" Eh ternyata bener. Bajunya dipake sama adek:')

      Hapus
  10. ane aja yang punya adik laki2 juga sama.. tapi dulu masih kecil,kalau sekarang malah gak ada konflik sama sekali.. mungkin karena udah pada dewasa jadi malu kali ya. hehe

    BalasHapus
    Balasan
    1. Alhamdulillah, ya. Makin dewasa konfliknya makin berkurang, tapi pasti ada kangen juga kan? kangen berantem? eh huheuhueh xD

      Hapus
  11. Huwaaa kalian bertiga kok mirip bianget dari segi senyum
    Jadi kayak kembar tiga triplet...padahal adek kamu masih kecil ya, itu berarti wajahmu emang awet muda nov hahah, buktinya malah kayak seumuran ama adekmu

    Wah klo adekku ke aku berbanding terbalik dengan adikmu ke kamu nov, kami malah ga pernah blas nyinggung2 soal asmara,
    Aku juga ga pernah tanya tanya doi uda ada yang naksir or ditaksir belom, soalnya aku nganggep si adek masih anak sd hahahha padahal aslinya dah kuliah,

    BalasHapus
    Balasan
    1. Hehe, Alhamdulillah kalau dari segi senyum doang xD
      Huaaaaahhh aku seneng banget 'keawetan mudaku' diakui mbak nitaaaa, makasih mbak:*

      Huhu, adik aku masih esde tapi curhatan soal yang gituan udah bejibun, untunglah dia belum pacaran, karna kalau udah, aku pasti tau hahahah

      Hapus
  12. postingan ini bikin homesick syndrome-ya aku jadi kambuh lagi. aaahhhh teh nov!!!! :'D
    tapi sumpah, itu.... mirip-banget. nggak ada banget bedanya.

    dari jabaran poin yang teh nov jabarin di sini, keknya no deh buat aku yang "pakaian kakak, pakaian adik juga." kalo untuk aku "pakaian adik, pakaian kakak juga" :'D karena ya... akunya suka genit-genit nggak jelas liat baju adek aku, nyampe pernah dipake :'D

    BalasHapus
    Balasan
    1. Aaaaiih, maaf teh Riska, kangen ya sama sodaranya uwuwuw, semoga nanti ngumpul lagi yak:*

      Hahah, banyak yang bilang gitu sih, tapi kita engga mirip-mirip banget kok xD

      Wih, sekarang di aku juga gitu. Intinya sih, baju adik atau baju kakak, semuanya baju kita bersama kecuali pakaian dalam :x

      Hapus
  13. Ga terpaut jauh ya umurnya mbak, ya kalau antar saudara wajar kok ada gesekannya tapi pada akhirnya akan kembali akur lagi. Yang jadi pertanyaannya, saya bingung pilih yang mana soalnya sama-sama punya daya manis. :)

    BalasHapus
    Balasan
    1. Iya, cuma terpaut beberapa tahun. Hehe, makannya saudaraan tapi kayak sahabatan. Wawkwkw, Alhamdulillah dibilang manis xD

      Hapus
  14. Pakaian kakak, pakaian adik juga.
    Pakaian adik, ya pakaian adik sendiri.

    Weh weh weh....
    hahahah :D

    BalasHapus
    Balasan
    1. Dulu sih aturannya gitu, sekarang engga, sekarang mah jadinya pakaian kita berasama. Hahah

      Hapus
  15. wah mau komentar apa nih, asyik tulisannya

    BalasHapus