Seorang gadis duduk disampingku, gerak-geriknya mengisyaratkan kegelisahan, hanya saja raut wajah dan sorot matanya tak bisa terbaca olehku, sepertinya aku harus menunggu gadis ini untuk mulai bercerita. Aku bertanya, ada apa dengannya? Ia diam dalam hening, akupun demikian, namun aku masih tetap setia menunggunya bercerita. Tak lama kemudian kulihat ia menarik napas, lalu membuangnya seraya melepaskan kekakuan yang menyelimuti dirinya. Perlahan bibirnya bergerak mengeluarkan kata demi kata, ia mulai bercerita tentang kekasih-kekasihnya, gadis ini rupanya sedang dillema, ia tak tahu harus memilih siapa. Hatinya dilanda keresahan, pikirannya di penuhi pertanyaan "Mana yang harus kupertahankan?" tanyanya penuh pertimbangan. Aku diam tak berkutik, kurasa ia tahu mengapa aku tak menjawab. Diam-diam aku mencoba memutar otak mencari jawaban, setidaknya aku harus bisa memberikan solusi dan menghilangkan sedikit keresahan dihatinya.
Lalu gadis itu bercerita lagi, katanya ia mencintai keduanya sama rata. Kekasih-kekasihnya memberikan cinta yang seimbang, mereka berdua memiliki kelebihan masing-masing. Gadis itu mengatakan bahwa salah seorang kekasih sudah menjalin hubungan dengannya selama 4 tahun, dan yang satunya lagi baru saja resmi menjadi kekasihnya setelah sekian lama menunggu dan berkorban untuk gadis itu, dan pada akhirnya lelaki tersebut berhasil mengambil hati sang gadis meskipun hubungan mereka putus nyambung.
Gadis yang duduk disampingku tak mau terlalu lama terjebak pada keadaan yang membuatnya resah dan dillema seperti saat ini. Ia harus memilih salah satu dari kedua kekasihnya. banyak hal yang dia ceritakan padaku, aku masih tetap menjadi pendengar setianya, perlahan aku mulai memahami keadaan di antara mereka.
Kemudian, gadis itu mulai menimbang-menimbang seberapa banyak pengorbanan, perhatian, cinta, dan bahkan harta yang ia dapat dari keduanya. Dan saat itu pula otakku seperti berhenti berotasi, aku mendapat jalan keluar dari semua yang ia ceritakan tadi, lalu dengan sedikit rasa takut yang masih menyelimuti, aku mengatakan padanya bahwa ini tentang perasaan bukan logika, ini bukan pula tentang harta tapi cinta, siapa yang lebih dulu mendapatkanmu dan masih memperjuangkan hubungan, dialah yang lebih pantas kau pertahankan. Siapa yang baru menjalin hubungan denganmu lalu dengan mudahnya memutuskan hubungan karena masalah sepele kemudian datang lagi untuk menyambung hubungan, adalah orang yang pantas untuk kamu lepaskan selamanya.
Gadis yang duduk disampingku tak mau terlalu lama terjebak pada keadaan yang membuatnya resah dan dillema seperti saat ini. Ia harus memilih salah satu dari kedua kekasihnya. banyak hal yang dia ceritakan padaku, aku masih tetap menjadi pendengar setianya, perlahan aku mulai memahami keadaan di antara mereka.
Kemudian, gadis itu mulai menimbang-menimbang seberapa banyak pengorbanan, perhatian, cinta, dan bahkan harta yang ia dapat dari keduanya. Dan saat itu pula otakku seperti berhenti berotasi, aku mendapat jalan keluar dari semua yang ia ceritakan tadi, lalu dengan sedikit rasa takut yang masih menyelimuti, aku mengatakan padanya bahwa ini tentang perasaan bukan logika, ini bukan pula tentang harta tapi cinta, siapa yang lebih dulu mendapatkanmu dan masih memperjuangkan hubungan, dialah yang lebih pantas kau pertahankan. Siapa yang baru menjalin hubungan denganmu lalu dengan mudahnya memutuskan hubungan karena masalah sepele kemudian datang lagi untuk menyambung hubungan, adalah orang yang pantas untuk kamu lepaskan selamanya.
Harusnya kamu mempertahankan yang masih setia dan sabar mendampingimu, bukan yang tak bisa bersabar dan emosinya meledak-ledak ibarat granat yang bisa mengahancurkanmu berkeping-keping.
Aku mungkin tidak terlalu mengerti tentang perasaan gadis itu, aku juga tidak pernah berniat untuk menasehati ataupun menggurui, namun disini aku bisa melihat mana yang pantas dan mana yang tidak.
Untuk gadis yang kumaksud dalam tulisan ini. Mungkin kejadian dalam tulisanku tidak sesuai dengan kenyataan, karena pada saat itu, aku memang hanya bisa diam dan mendengar cerita tentang kekasih-kekasihmu, aku takut salah berkata, aku tak mau memberi saran yang menyesatkan, kamu tahu sendiri kan kalau aku ini tidak berpengalaman dalam hal seperti itu, aku tidak pernah memiliki dua kekasih dan menjaga dua hati sekaligus, saat itu aku terlalu menikmati status lajangku, aku terlalu muda untuk memiliki seorang kekasih saat itu.
Kuharap suatu saat nanti kamu akan membaca ini. Aku tahu, mungkin setelah membaca ini kamu akan menjahuiku, atau memarahiku dan mengataiku, namun percayalah apa yang ku tulis semata-mata bukan untuk mengejek atau membongkar aib-mu, aku hanya ingin kamu tahu kalau aku peduli, dan hanya lewat tulisan inilah aku bisa mengungkapkan semuanya. Salam hangat dari temanmu, Noviyana.
Kuharap suatu saat nanti kamu akan membaca ini. Aku tahu, mungkin setelah membaca ini kamu akan menjahuiku, atau memarahiku dan mengataiku, namun percayalah apa yang ku tulis semata-mata bukan untuk mengejek atau membongkar aib-mu, aku hanya ingin kamu tahu kalau aku peduli, dan hanya lewat tulisan inilah aku bisa mengungkapkan semuanya. Salam hangat dari temanmu, Noviyana.
Ternate, 5 Juni 2015
0 Komentar:
Posting Komentar
share your comments here