Dompet Menipis, Hati Terkikis


Ini adalah sebuah acara Kompetisi Blogger ShopCoupons X MatahariMall. Yang diselenggarakan oleh ShopCoupons. Voucher mataharimall dan hadiah disponsori oleh MatahariMall.


Semua orang tentu sudah tahu bahwa sejak dulu hingga sekarang jumlah uang yang terdapat dalam dompet selalu memberi arti penting pada kondisi hati dan pikiran kita. Orang yang dompetnya tebal, jelas akan merasa bahagia karena berpikir ada banyak uang yang sedang menari-nari di dalam dompetnya, ia juga tidak akan merasa khawatir apabila tiba-tiba dilanda bencana yang menggerasangkan isi perut (baca: lapar), sebab isi dompet selalu siap bertanggung jawab atas bencana kelaparan yang sedang dialami oleh pemiliknya, akan tetapi seperti halnya roda kehidupan yang selalu berputar, kadang diatas, kadang di bawah, isi dompet pun juga seperti itu; kadang tebal, kadang tipis, kadang zonk, kadang keluar apinya karena dibakar oleh pemilik dompet. Omegad.

Beberapa potensi yang disebutkan diatas tidak dapat dicegah terlebih lagi apabila sudah mendekati tanggal tua, sekali lagi TANGGAL TUA;  yaitu saat dimana kondisi hati yang awalnya tentram dan damai seketika terkikis seiring menipisnya dompet, yang awalnya suka nongrong di kafe tiba-tiba jadi sering nongrong di pojokan kamar sambil makan mie, kadang cuma bisa nyemilin mie instan yang belum dimasak biar lebih hemat. Nah, kejadian tersebut tidak berbeda jauh seperti yang dialami Budi sebelum ia mendapatkan Promo Tanggal Tua Surprise dari Matahari Mall.

Kondisi hampir serupa juga sering aku alami, terkadang aku tidak hanya mengalami kejadian tersebut di akhir bulan tetapi bisa di awal maupun dipertengahan bulan. Hmm.

Berbeda dengan mahasiswa lain yang merantau ke negeri orang dan tinggal di kos-kosan,  jauh dari keluarga serta sanak saudara, aku justru sebaliknya; seorang mahasiswa biasa yang kuliah dan tinggal di daerah kelahiran. Beberapa orang mungkin berpikir aku bisa dengan gampang menuntaskan masalah di tanggal tua dengan cara meminta uang langsung ke orang tua karena aku tinggal serumah dengan mereka dan tidak perlu menunggu lama untuk dikirimkan uang, akan tetapi kenyataannya tidak seperti itu pemirsa

Di usia yang sekarang ini aku sadar bahwa meskipun tinggal bersama orang tua, aku tidak seharusnya terus-terusan bergantung pada mereka, harusnya aku bisa mendapatkan uang dari jerih payahku sendiri tanpa meminta ke orang tua, setidaknya itu bisa sedikit mengurangi beban mereka, tapi berhubung karena sampai sekarang aku masih belum bisa juga menghasilkan uang sendiri, aku pun berusaha untuk berhemat dan menggunakan uang yang diberikan setiap bulannya dengan bijak. Uhuk.

Salah satu caraku berhemat ialah dengan menahan diri untuk tidak ikut makan bersama teman di kantin kampus atau dimanapun itu. Bagiku tidak masalah bila harus berpuasa setengah hari karena nanti kalau sudah pulang juga bisa makan dirumah, lebih kenyang dan menghemat pengeluaran. Cerdas sekali kamu Novi!

“Nov, makan yuk”
“Ah engga, udah kenyang”
“Hah yakin? Emang udah makan apa?”
“Tadi baru selesai nelen angin, mayanlah bikin kenyang”
“Hahaha tumben nggak mau makan, padahal di kantin ada banyak makanan enak loh, nov”
“Wahai cucu adam dan hawa, tolong jangan goda aku dengan makanan, AKU MAU BERHEMAT” 

Lalu teman-teman yang berada di sekeliling pun tiba-tiba lenyap dari pandangan, suasana sekitar seketika berubah menjadi hening, yang terdengar hanya suara krek krek krek dari perut seseorang, yang entah siapa namanya dan seperti apa wujudnya. 

Kejadian di atas akan berbeda apabila kita diajak makan oleh teman yang ‘sedikit memaksa’ dan suka menawarkan jasa untuk membayar biaya makan teman-temannya, ah memang seharusnya begitu ”Siapa yang mengajak, dia yang membayar". Jadi kalau sudah dipaksa untuk ikut makan, hatipun enggan menolak.  Heuheu

“Novi makan yuk”
“Makasih, tapi kamu aja yang makan, aku udah kenyang”
“Yah ayolah, masa aku makan sendiri”
“Hahah aku nggak makan, kamu makan aja. Gapapa”
“Tapi kan aku udah beli makanan buat kamu”
“Ya ampun, gak usah repot-repot. Aku nggak bisa…” 

Beberapa menit kemudian, makanan tersebut sudah berpindah dari piring ke perut.

“nggak bisa nolak, maksudnya. Hehe makasih ya”  

Setelah itu aku langsung menyunggingkan senyum bahagia dengan mata berbinar, berharap besok akan merasakan kejadian yang sama persis seperti saat ini. Dari kejadian ini aku pun menyadari bahwa ternyata tanggal tua rupanya memiliki kekuatan dahsyat yang dapat mengubah kepribadian seseorang dari yang pemalu menjadi sedikit tidak tahu malu. Astagfirullahulazim.

Dan berkat tanggal tua juga, aku pernah diomeli oleh tukang ojek karena membayar jasanya dengan jumlah uang Rp.5000 dalam bentuk uang receh, bahkan aku sempat membuat tukang ojek tersebut kerepotan mengumpulkan beberapa uang koin yang jatuh berceceran dari dompet, ampuni hamba ya Tuhannnn. Kejadian tersebut terjadi bukan karena disengaja, tetapi memang pada saat itu isi dompetku sudah kosong, tidak ada uang kertas didalamnya, hanya ada uang receh yang jumlahnya kurang lebih sebanyak Rp.10.000 and  It's called "The Power Of Tanggal Tua".

****

Tapi lepas dari semua itu, sebenarnya tanggal tua tidaklah selalu membuat orang menderita dan sekarat, semua tergantung masing-masing orang, bagaimana cara mereka mengatur keuangan akan menentukan tingkat penderitaan di tanggal tua, jadi kalau mau bahagia ditanggal tua, pintar-pintarlah mengatur dan mengelola keuangan kita dengan baik. 

10 komentar:

  1. sempat bikin gw ngakak sendiri saat bayar ojek pakai duit recehan...ehh btw itu duit recehan 100 perak dan 500 mbak? hehehe

    BalasHapus
    Balasan
    1. Iya, merasa bersalah sama ojeknya :')
      Bukan 100 perak sih, kebanyakan 500 perak sama uang koin 1000 rupiah. Heuheuhe

      Hapus
  2. Huahahaha. Setuju, Nov. Tanggal tua ngebuat kita yang malu-malu jadi sedikit nggak tau malu. Bahkan bisa malu-maluin banget xD

    Sebenarnya mau tinggal jauh dari orangtua kek, mau serumah kek, kalau make uang bulanannya boros tetap aja ngerasain tanggal tua. Tetap bokek. Huhuhuhu. Iya nggak sih :(

    BalasHapus
    Balasan
    1. Iya, Cha. Demi untuk menghindar dari penderitaan di tanggal tua, sedikit menghilangkan rasa malu itu ternyata cukup membantu, walaupun akhirnya malu-maluin sih xD

      Iya, Cha. Bener banget :(

      Hapus
  3. nasib di tanggal tua memang mengenaskan ya.. haha banyak cerita yang bisa diambil dari segi keuangan ketika memasuki tanggal tua. eh tapi, ada juga yang gajiannya di tanggal Tua lo. jadi bagi mereka tanggal tua tetap happy. hehe

    BalasHapus
    Balasan
    1. Hahah iya, bener. Banyak cerita mengenaskan di tanggal tua:'D

      Iya, itu mas Darsono gajiannya di tanggal tua, happy ya. Heuheu

      Hapus
  4. Suka terhibur sendiri liat tulisan yang di garis miringkan, senyum-senyum kyk orang gila, kamu berhasil novi !! karena hal itu juga dialami oleh saya, kadang kalau buka dompet, suka takut ngeliat patimura bawa golok :(

    BalasHapus
    Balasan
    1. Yeee berhasil, pernah ngalamin kejadian serupa juga ya? wah toss xD

      Saya juga gitu, takut bebasin patimura dari dalem dompet :'(

      Hapus
  5. wkwk tanggal tua makin miris aja :'D
    tetap semangatttt! wkwk

    BalasHapus