Bukan Tentang Dewi Fortuna


Mungkin di bulan Januari ini Dewi Fortuna telah menemukan tulang rusuknya, dia sedang menikmati hasil dari usaha peleburan status jomblo bersama sang Dewa, sehingga lupa dengan beberapa orang yang mengharapkan kehadirannya, termasuk aku. Ah, atau jangan-jangan ada Dewi lain yang sedang praktek untuk menggantikan posisi Dewi Fortuna sehingga yang kudapatkan saat ini bukanlah keberuntungan melainkan hal sebaliknya, yang jelas ini bukan ‘kesialan’, tapi bisa dibilang sebagai ‘keberuntungan yang tertunda’ atau lebih tepatnya ‘kemalangan yang hyperactive’. Blah, apalah ini ! 

Aku sedang merenungkan beberapa kejadian tidak menyenangkan yang terjadi padaku akhir-akhir ini, dan kejadian-kejadian itu terjadi berkat kecerobahanku sendiri, mulai dari Lappy yang hobinya mati suri, terpeleset di puncak gunung, handphone tersayang yang memilih untuk berhenti menemani pemiliknya (baca:rusak), dan hati yang mulai rapuh. *Huek*
  • Lappy Mati Suri
Kejadian ini bermula saat aku sedang asik blogwalking sekitar dua minggu lalu, aku membuka banyak tab di browser dan berniat untuk membaca postingan di salah satu blog, tapi sebelum membaca & meninggalkan komentar disana, layar laptopku seketika berubah menjadi gelap. Si Lappy mati tiba-tiba tanpa diperintah. Aku mencoba menghidupkannya kembali namun, tak lama kemudian lappy memilih untuk mematikan dirinya lagi. Aku memandang layar gelap itu selama beberapa menit dan akhirnya menyadari bahwa aku telah memaksakan benda itu untuk menemaniku selama kurang lebih 6 jam lamanya, jadi kubiarkan dia beristirahat, mungkin dia lelah. Keesokan harinya aku menghidupkan Lappy kembali, namun satu jam kemudian dia mematikan dirinya seperti kemarin, jadi kubiarkan dia beristirahat lagi, dan kejadian serupa terus berlangsung setiap hari, karena itulah aku jadi jarang menulis di blog. Hiks. Setelah ditelusuri dan diselidiki lebih jauh ternyata si lappy sering mati suri karena penyakit lamanya ‘overheating’ kambuh lagi. Aku memang selalu lupa menggunakan cooling Pad,  karena itulah laptopku cepat panas dan langsung mati. 

“Sayang barang aja gak bisa gimana mau disayang pacar? Ehm. Lain kali kalau main laptop jangan lupa pake coolingpad, Nov. Kasian laptopnya, nanti cepet rusak.”. (Iya).

  • Terpeleset di Puncak Gunung 
Minggu lalu aku diajak oleh salah satu teman dekatku bernama Gina untuk ikut bergabung mendaki puncak gunung Maitara yang akan dilaksanakan pada hari Jumat 29 Januari 2016  bersama komunitas Pramuwisata di daerahku. Tujuan mendaki puncak sebenarnya adalah untuk mensurvei letak matahari dari puncak Gunung Maitara sebagai persiapan gerhana matahari total di bulan Maret nanti. Aku dan Gina sangat bersemangat untuk bisa bergabung. Kami berdua sudah berangan-angan berada di puncak gunung, berbaur dengan alam, berada di antara pepohonan rindang, menghirup udara segar di pegunungan dan selfie sambil memegang kertas bertuliskan ‘Nama pacar orang’, sungguh angan-angan yang terlalu berlebihan, tapi jika angan-angan tersebut dapat terwujud maka itu akan menjadi pengalaman pertama kami mendaki gunung. Aku dan Gina sudah mempersiapkan semuanya, bahkan sudah mengatur warna jilbab, baju, celana, dan sepatu yang akan kami pakai sehari sebelum berhasil merealisasikan angan-angan yang berlebihan itu. Hal terakhir yang perlu aku lakukan sebelum berangkat adalah meminta izin kepada orang tua, lebih tepatnya mengingatkan mereka bahwa besok aku dan Gina akan pergi. Ada satu hal yang aku lupakan, yaitu; ‘mereka belum sepenuhnya 'memberiku izin’ dan benar saja, saat mengingatkan kembali tentang hal itu, mamah langsung mengatakan ‘Tidak’ berkali-kali membujuk dengan alasan yang masuk akal sampai tidak masuk akal sekalipun hasilnya tetap sama, hal terakhir yang orang tuaku katakan adalah “Kalian itu cewek, kalian gak cocok naik gunung, cocoknya naik kereta” Kereta apaan? Keretakan hati ya mah? Hiks. Angan-angan yang lenyap begitu saja membuatku merasa seperti terpeleset dari puncak gunung, tidak ada yang lecet tapi sakitnya terasa, mennnn.  

“Gak masalah kalau gagal naik puncak asal jangan gagal naik pelaminan sama doi, eh belum saatnya!! Uhuk. Suatu saat nanti pasti bisa naik puncak gunung kok, Nov. Sabar ya” (Iya).

  • Hp Rusak. (Rest In Peace 1st Pacar)
Hari Selasa kemarin aku benar-benar sedih saat mengetahui bahwa benda yang sudah menemaniku selama kurang lebih 2 setengah tahun telah tiada lagi di dunia. Benda yang lupa kuberi nama itu menyimpan banyak kenangan, dia sudah beberapa kali menjadi saksi mata atas kehancuran hati sang pemilik. Uhuk. Detik-detik sebelum benda tersebut menghadapi sakaratul maut tidaklah wajar, aku bahkan tidak memiliki firasat apapun karena dia terlihat normal seperti biasanya. Saat aku sedang asik mengobrol dengan seekor monyet di salah satu massenger, benda tersebut tiba-tiba saja mati, aku menghidupkannya kembali, namun apa yang terjadi? Handphoneku tidak bisa menyala sama sekali, kukira batreinya mungkin sudah habis, jadi aku mencharging benda tersebut, tapi tetap tidak ada tanda-tanda kehidupan yang terlihat. Setelah dibawa ke tempat servis, tukang servisnya menuduhku sering membanting benda tersebut. Astagfirullah, itu mah jatuhnya karena tidak di sengaja, kemudian kata tukang servisnya "ini kalau di perbaiki bayaran nya xxxxxxx" Ah lebih baik beli yang baru. Hahahah. Sungguh malang nasibmu, nak! --- Saat tidak lagi memegang hape, aku jadi memiliki banyak waktu untuk melakukan beberapa kegiatan yang lebih bermanfaat selain duduk memandang handphone dan hanyut dalam obrolan di sosial media selama berjam-jam, tidak ada lagi notif yang menganggu konsentrasi membacaku, dan aku tidak perlu lagi mengeluarkan banyak uang untuk membeli kuota, aku bisa lebih berhemat sekarang, rasanya seperti mendapat kehidupan baru, blah. yah tapi biar bagaimanapun di jaman sekarang ini handphone adalah pelengkap hidup jadi, aku harus menabung untuk membeli yang baru. Hiks. 

“Kayaknya butuh pacar baru juga tuh, Nov. Eh kidding, ekekek !” (bisa jadi, bhaks).

  • Hati mulai Rapuh (?)
Kalau untuk yang satu ini sepertinya tidak perlu diceritakan secara lengkap karena aku sendiri bingung bagaimana cara menceritakannya, rasanya pikiranku jadi buntu saat berusaha menulis tetang 'Hati mulai rapuh' ini walaupun tidak terlalu parah hahahaha, kalau tentang yang satu ini sepertinya cuma bisa di ungkapkan lewat puisi atau tulisan yang lebih syahdu. Ngek.

"Get well soon buat Hatinya, Nov" (Lebay. Haha)

*****
Senang sekali bisa nulis lagi di blog setelah hampir dua minggu gak bisa memposting apapun karena sesuatu dan lain hal. Aku jadi jarang blogwalking karena permasalahan yang sudah kujelaskan di atas juga, fiuh. Semoga kedepannya gak kayak gini lagi. Aamin T_T

24 komentar:

  1. miriiiss bangettt kak *cupcupcup* aku udah tahu yang iniii :D :D kecuali yang terpeleset di gunung, ngga pernah cerita iih :o
    terus sekarang udah ada lappy baru yak? ko udah bisa ngepost.hahahaa

    BalasHapus
    Balasan
    1. Soalnya pas yang terpeleset di gunung itu hape aku udah rusak duluan sih jadi gak sempet chatting & curhat sama kamu, Ka :'v

      Engga, sekarang masih pake laptop yang biasa aku pake. Hahaha

      Hapus
  2. Duh iya, aku baca twit kamu kemarin tentang lappy dan hp itu. Huuuhu turut berduka ya.
    Jadi skrg lappynya gimana, Nov?

    Hpnya sering terbanting, Nov? Cukup hp aja yg dibanting, hati aku jangan. INI APAAN :'D

    Hhahaa hati mulai rapuh. Yawloh. Itu juga note di akhir setiap poinnya, hahaaa sa ae.

    BalasHapus
    Balasan
    1. Iya, lan. Alhamdulillah sekarang udah normal lagi laptopnya. Heheh

      Bah, hati bukan untuk di banting-banting lan, hiks. Jadi hancur berkeping-keping kalo di banting.

      Iya, setiap poinya bikin hati jadi rapuh wkwkwk :v

      Hapus
  3. Oaaah.. Kesialan yg beruntun.
    Kalo nyari letak matahari diantara gunung, maka cari aja letak hati aku.. Eaaa.. Gak nyambung.

    BalasHapus
    Balasan
    1. Hahahaduh gak nyambung emang :p
      Matahari emang gak selalu ada diantara gunung tapi kamu selalu ada di hatiku *haseeek :v

      Hapus
  4. Gileeee. Yang laptop rusak sampe segitunya, Nov? Aku kalau jadi kamu udah nangis guling-guling di jalan. :( Pantesan kamu jarang nongol di dasbor maupun kolom komentar, biasanya ada aja gitu nongol.

    Aku kok malah ketawa ya baca yang soal di gunung itu. Aku jahat, Nov. Maaaaaaaaafff. Tapi iya sih Mamaku juga nggak ngeijinin aku naik gunung. Beliau bilang daripada naik gunung mending naik gaji. Huhu. Tapi itu nggak berlaku lagi karena sekarang aku jadi pengangguran. Lah ini kok malah curhat.

    Keretakan hati :'D Kirain mau nulis kereta malam, Nov.

    Iya. Semoga ke depannya nggak keulang lagi ya. Aamiin :))

    BalasHapus
    Balasan
    1. Iya cha, duh aku juga sempet nangis sih tapi gak sampe guling-guling di jalan xD Hiks, itu dia yang bikin sedih, rasanya galau banget pas gak bisa ngeblog & bw gara-gara laptop ngehang, tapi untung sekarang udah jadi. Yay \:D/

      Gapapa ketawa aja, cha. Waish semoga cepet dapet kerjaan ya cha, terus pas kerja, gajinya di naikin. Aamiin

      Leh ugha, waktu nulis yang ada di kepala cuma kata 'keretakan hati' bukan kereta malam xD

      Aaamiiin. Makasih, Icha :D

      Hapus
  5. Duh, laptop rusak itu emang ngebuyarin fokus ya, apalagi kalo ngeblognya udah kebiasaan pake laptop. Alhamdulillah deh kalo laptopnya udah bener lagi sekarang *jadi keingetan laptop sendiri yang kadang dipaksa terus-terusan nyala*

    Tetep aja restu orangtua nomor satu ya, meskipun harus berberat hari merelakan ngga naik gunung. Itu yang hape rusak, awalnya emang sempet mau dikasih nama? :p
    Hape rusak bisa ada sisi positif yang diambil ya, lebih bisa ngelakuin banyak hal lain selain mantengin hape. Well, ngga bisa dipungkiri kalo hape udah jadi barang penting di era modern begini.

    Happy blogging again :D

    BalasHapus
    Balasan
    1. Iya, Alhamdulillah. Belajar dari pengalaman, laptop jangan dipaksain kerja terus-terusan nanti jadi marah dianya. wkwk *krik krik*

      Restu orang tua paling penting, harus denger kata mereka. Biasanya sih sering ngasih nama ke tiap benda hahay. Bener, ambil positifnya aja biar gak stress. Karena itulah, harus punya hape xD

      Happy Blogging \:D/

      Hapus
  6. pelan2 aja nabungnya, biar dapet hp yang mumpuni, biar puas makenya..setelah dapet hp yg mumpuni pasti rasanya.. nyes banget.. fresh, ampe hpnya di ajak tidur disebelah bantal

    BalasHapus
    Balasan
    1. Iya, gak usah terburu-buru kan ya? cepet atau lambat yang penting bisa bersabar, pasti bisa dapet (hape) yang lebih baik. Hahah biasanya di bawah bantal sih :v

      Hapus
  7. hehehe itu pengalaman laptop lama itu ;_;
    btw, setidaknya udah pernah punya smartphone ya. Aku aja masih berusaha buat beli hiks.

    BalasHapus
    Balasan
    1. Wah banyak yang punya pengalaman yang sama :')
      Heheh Alhamdulillah. Sabar ya, pasti nanti kamu juga punya yang lebih canggih dari smartphone. GeniusPhone misalnya? Semangat xD

      Hapus
  8. duh emang ya kalau lappy sama henpon rusak itu rasanya menyedihkani. dunia terasa hampa, selalu terasa ada yang kurang. semoga cepet dapet hape baru yaa. dan lappynya jangan lupa dipakein coolingpad. semoga hatinya nggak rapuh lagi :)

    BalasHapus
    Balasan
    1. Iya, itu mah udah bisa di bilang horror. Hiks.
      Aamiin, makasih. Hahah :D

      Hapus
  9. Malang nian nasibmu nak naaak. Mama ikutan sedih nih hikshiks
    Makanyaaa jangan berharap terlampau jauh kak. Ntar jatuh sakitnya itu loh. Sakitnya mah gak seberapa tapi ntar pantat ny lecet gak bisa duduk loh. Yakan? Masa nungging mulu*eh
    Siapa tau tukang konter nya benar kali kak. Kakak kan gesrek jadi siapa tau gesgeknya kambuh eh hape pun jadi bahan bantingan kwkwk bantingnya ke kasur aja kak dijamin gak akan rusak. Melambung yang iya. tuiiigggggg. Kaya engribert. Banting aja lagikak mana tau sembuh tuhape:D

    BalasHapus
    Balasan
    1. Dea, sejak kapan berubah jadi mama? O.o
      Eh aku gak terlalu banyak berharap kok de. Uhuk
      Aku beneran ga pernah banting hape, tapi kalo (ga) sengaja ngejatuhin sih pernah. Aku ga tega ngebanting hape, De. Hiks.
      Aku ga gesrek :p

      Hapus
  10. Lappy, aku pikir hewan piaraan atau makhluk hidup yang lain lho. Ternyata laptop. Hahaha.
    Sama banget gak diijinin naik gunung. Huhu.
    Btw semoga cobaan-cobaan hidup itu membuat hidupmu lebih baik Nov.
    Salam kenal. Baru pertama ini mampir. :))

    BalasHapus
    Balasan
    1. Hahaha iya laptop. Wah kita senasib, hiks. Yang sabar ya, Farih :"
      Aamiin, terima kasih udah mampir. Salam kenal juga \:D/

      Hapus
  11. Duh, jadi penasaran dngan "Hati yg rapuh" itu. Blogger yg slalu bkin pnasaran nih kmu. :P

    BalasHapus
    Balasan
    1. Bhaahah, penasaran sama apaan? wkwk :v

      Hapus
    2. Pnasaran sama yg bkin rapuh hahahh.
      mngkin bsok2 bisa kali ya critanya dibagikan :D

      Hapus
    3. Mahluk ciptaan Allah, Rey.
      Insha'Allah. Hahaha

      Hapus